Mengenai Saya

Foto saya
nama saya THEONARDO, saya mahasiswa BINUS, saya kelas 01-PCM, NIM saya 1601285481. i love Jesus, love my Family. Aku selalu ingin menjadi yg terbaik untuk orang - orang yang saya sayangi. Banyak kekurangan - kekurangan yang saya punya tapi saya selalu menyerahkan itu semua sama Tuhan Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juru S'lamat saya. Saya menyerahkan segalanya kedalam tangan-Nya. Saya mau Tuhan yang menjadi pemimpin hidup saya. Thank's God. I LOVE YOU GOD.
Powered By Blogger

Minggu, 26 Juni 2011

Cukup itu Berapa?

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah ata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata "CUKUP"

Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan d depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana. Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi smua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi rumahnya. Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar ntuk menimbun emasnya. belum cukup, dia membiarkan mata air terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata CUKUP.

kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata "Cukup".
Kapankah kita bisa berkata cukup?
Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha  hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target.
Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat Istrinya kurang perhatian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup?

Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya. Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri. Tak perlu takut berkata cukup. Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. "Cukup" jangan dartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang bahagia.

"Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibrani 13:5)